Tagged: kisah

Kecintaan Rosulullah SAW. kepada umatnya

kaligrafi%2bnabi%2bmuhammad%2bsaw_2.jpg
Ketika surga dan neraka telah terkunci, dan semua umat manusia telah dimasukkan ke dalam surga dan neraka sesuai dengan amalannya dan mereka telah menikmati ganjaran atau merasakan hukuman atas apa yang mereka kerjakan dalam waktu yang begitu lama, Allah SWT menanyakan kepada Malaikat Jibril, subhanallah sesungguhnya Allah Mahatahu,
“Apakah ada umat Muhammad SAW yang masih tertinggal di dalam neraka ?”

Maka Malaikat Jibril pun pergi ke neraka, neraka yg begitu gelap tiba-tiba berubah menjadi terang benderang karena kedatangan Jibril.

Para penghuni Jahanam pun bertanya- tanya, siapakah yang datang, mengapa Jahanam tiba-tiba-tiba terang benderang.

Malaikat Jibril pun menjawab bahwa dia adalah Malaikat Jibril, yang diutus oleh Allah SWT. untuk mencari apakah ada umat Muhammad SAW. yang masih terselib di neraka Jahanam.

Tiba-tiba sekelompok orang berteriak,
“Sampaikan salam kami kepada Rasulullah SAW, beri tahukan keadaan kami di tempat ini kepada beliau."

Jibril pun keluar dari neraka Jahanam dan pergi ke surga untuk memberitahukan hal itu kepada Rasulullah SAW.

Rasulullah SAW. begitu bersedih mendengar bahwa masih ada umatnya yang tertinggal di dalam neraka dalam waktu yang sudah begitu lama. Beliau tidak ridha ada umatnya yang masih tertinggal di neraka walau dosanya sepenuh bumi.

Rasulullah SAW pun bergegas hendak pergi neraka,
Tapi di perjalanan beliau terhadang oleh garis batas Malaikat Israfil. Tidak ada seorang pun boleh melintasi garis itu kalau tidak seizin Allah SWT.

Rasulullah SAW pun mengadu kepada Allah SWT, dan akhirnya beliau diizinkan. Tapi sesudah itu Allah SWT mengingatkan Rasulullah bahwa umat itu telah meremehkan beliau.
“Ya Allah, izinkan aku memberi syafa ’at kepada mereka itu walau mereka punya hanya punya iman sebesar zarrah.”

Sesampainya Rasulullah di neraka Jahanam, padamlah api neraka yang begitu dahsyat itu.

Penduduk Jahanam pun berucap,
“Apa yang terjadi, mengapa api Jahanam ini tiba-tiba padam?
Siapakah yang datang lagi ?”
Rasulullah SAW menjawab,
“Aku Muhammad SAW yang datang, siapa di antara kalian yang jadi umatku dan punya iman sebesar zarrah, aku datang untuk mengeluarkannya.”

Kita lihat.. demikianlah kecintaan Rasulullah kepada umatnya, beliau akan memperjuangkannya sampai di hadapan Allah SWT.
Lalu bagaimana kecintaan kita sebagai umat Rasulullah SAW kepada pribadi yang begitu agung itu?

apakah kita telah melakukan apa yg telah beliau perintahkan???
apakah kita telah menghindari dari apa2 yg telah beliau larang???
apakah telah kita dawamkan sunnah2 yg beliau kerjakan???
apakah kita telah bershalawat kepada beliau seperti yg ALLAH SWT. firmankan di dalam AL-QURAN???

"Sesungguhnya ALLAH dan para malaikat-Nya selalu bershalawat kepada nabi Muhammad, wahai orang-orang yg beriman, bershalawat-lah kalian kepadanya, dan bersalamlah kalian dgn salam yg sebaik-baiknya".

sumber: Madinatul Ilmi

Posted by Wordmobi

Rahasia khusyu’ dalam sholat

RAHASIA KHYUSU DALAM SHOLAT
habib mundzir dlm perjalanan ke monokrawe.jpg

Seorang ahli ibadah bernama Isam bin
Yusuf, dia sangat warak dan sangat
khusyuk solatnya. Namun dia selalu khawati kalau-kalau ibadahnya kurang khusyuk dan
selalu bertanya kepada orang yang dianggapnya lebih ibadahnya, demi untuk
memperbaiki dirinya yang selalu dirasakan
kurang khusyuk.

Pada suatu hari, Isam menghadiri majlis pengajian
seorang abid bernama Hatim Al-Isam dan
bertanya :
“Wahai Aba Abdurrahman, bagaimanakah caranya tuan solat?”
Hatim
berkata :
“Apabila masuk waktu solat aku
berwudhu’ zahir dan batin.”

Isam bertanya,
“Bagaimana wudhu’ zhahir dan
batin itu?”
Hatim berkata,
“Wudhu’ zahir
sebagaimana biasa, yaitu membasuh semua anggota wudhu’ dengan air. Sementara
wudhu’ batin ialah membasuh anggota
dengan tujuh perkara :


1. Bertaubat

2. Menyesali dosa yang dilakukan
3. Tidak tergila-gilakan dunia

4. Tidak mencari/mengharap pujian orang
(riya’)

5. Tinggalkan sifat berbangga

6. Tinggalkan sifat khianat dan menipu

7. Meninggalkan sifat dengki”
Seterusnya Hatim berkata, “Kemudian aku
pergi ke masjid, aku kemaskan semua
anggotaku dan menghadap kiblat.
Aku
berdiri dengan penuh kewaspadaan dan aku
bayangkan Allah s.w.t. ada di hadapanku.

syurga di sebelah kananku,
neraka di sebelah kiriku,
malaikat maut berada di
belakangku,
dan aku bayangkan pula bahawa
aku seolah-olah berdiri di atas titian
‘Sirratul Mustaqim,
dan aku menganggap
bahwa solatku kali ini adalah solat
terakhirku,
kemudian aku berniat dan bertakbir dengan baik.

Setiap bacaan dan doa dalam solat
, kufahami maknanya, kemudian aku ruku’ dan
sujud dengan tawadhu’, aku bertasyahhud
dengan penuh pengharapan dan aku memberi
salam dengan ikhlas. Beginilah aku bersolat selama 30 tahun.”

saat Isam mendengar itu,
menangislah dia kerana membayangkan
ibadahnya yang kurang baik bila
dibandingkan dengan Hatim.

foto : Habib Mundzir bin Fuad Al-Musawwa dan rombongan
(salah satu ulama di jakarta saat dalam perjalanan dakwah ke pedalaman "kota injil" Manokwari )

sumber